VIVAbola - Leg 1 perempat final Liga Champions sudah berlalu, dan tiga tim hampir menggenggam tiket ke semifinal. Praktis, hanya laga Barcelona melawan AC Milan yang masih sulit ditebak.
Leg 1 perempat final Liga Champions pekan ini ditandai dengan suksesnya tiga tim tamu. Real Madrid menekuk APOEL Nicosia 3-0 di GSP Stadium, Chelsea menundukkan Benfica 1-0 di Estadio Da Luz dan Bayern Munich menekuk Olympique Marseille 2-0 di Stade Velodrome.
Baik Madrid, Chelsea dan Munich masih merendah mengenai peluang mereka lolos ke semifinal. Namun, tidak bisa dipungkiri, memainkan leg 2 di kandang sendiri dengan keuntungan gol away, jelas membuat ketiga tim itu diunggulkan melangkah ke semifinal.
"Saya senang dengan kemenangan ini. Tapi, ini baru pertandingan pertama dan tugas kami belum tuntas. Kami memang mengantongi keuntungan di leg 1, tapi masih ada laga penentuan yang belum kami jalani," ujar Ricardo Kaka yang menyumbang satu gol Madrid ke gawang APOEL.
Kaka tetap mengucapkan hal tersebut meski pelatih APOEL, Ivan Jovanovic, telah lempar handuk. Jovanovic menegaskan Los Blancos sudah pasti ke semifinal. Laga leg 2 di Santiago Bernabeu, 4 April 2012, tidak akan berpengaruh terhadap peluang APOEL.
Hal senada diungkapkan pelatih Bayern, Jupp Heynckes. Meski siap menghadapi Real Madrid di babak semifinal, Heynckes menegaskan terlalu dini untuk membicarakan babak empat besar.
"Kami tidak ingin berbicara tentang Madrid sekarang. Kami masih harus melalui leg 2. Namun, saya harus mengatakan, kami bermain kompetitif malam ini karena tidak mudah menghadapi Marseille," tegas Heynckes.
Sementara itu, manajer Chelsea, Roberto Di Matteo, senang timnya tidak kebobolan. Namun, arsitek asal Italia itu meminta tim asuhannya tetap mewaspadai Benfica di leg 2.
"Berhasil menjaga gawang clean sheet adalah hasil yang sangat bagus. Pertahanan kami terlihat sangat baik. Anda tahu bagaimana dunia sepakbola, bahwa ini belum berakhir. Masih ada 90 menit lagi untuk dimainkan," papar Di Matteo.
Barca Vs Milan Sulit Ditebak
Dari empat laga perempat final Liga Champions, hanya Barcelona melawan AC Milan masih sengit. Di leg 1 di San Siro, Rabu 28 Maret 2012 (Kamis dini hari WIB), kedua tim bermain imbang tanpa gol. Hasil tersebut membuat peluang kedua tim masih terbuka lebar.
Meski Barcelona akan menjamu Milan di Camp Nou di leg 2 pada 3 April mendatang, namun hal tersebut bukan jaminan buat Lionel Messi dan kawan-kawan mengalahkan Milan. Terlebih, pada pertemuan sebelumnya di Camp Nou, I Rossoneri sukses menahan imbang 2-2 Barcelona. Jika Hasil tersebut kembali berulang ataupun imbang 1-1, maka Milan yang akan lolos dengan keunggulan gol away.
Selama ini, laga Milan melawan Barcelona memang selalu sengit. Tidak ada yang dominan jika kedua tim bertemu. Dari 12 pertemuan kedua tim sejak 1959, Barcelona meraih lima kemenangan dan Milan tiga kali.
Namun, hasil imbang justru membuat skuad Milan optimistis melangkah ke semifinal. Gelandang veteran Milan, Clarence Seedorf, menilai hasil imbang menguntungkan timnya. Pasalnya, I Diavolo Rosso punya dua cara untuk melangkah ke babak final.
"Mereka (Barcelona) harus bermain untuk menang di leg 2, sedangkan kami memiliki dua cara untuk lolos (menang dan imbang). Saya yakin kami bisa lolos, tanpa melupakan rasa hormat terhadap Barcelona," papar Seedorf.
Rumput dan Wasit
Barcelona hanya bisa menyalahkan kepemimpinan wasit Jonas Eriksson dan kondisi rumput San Siro. Kapten Barcelona, Carles Puyol menilai Eriksson melakukan dua kesalahan dengan tidak memberi Azulgrana hadiah tendangan penalti.
Yang pertama saat striker Alexis Sanchez diganjal kiper Milan, Cristian Abbiati di area terlarang pada pertengahan babak pertama. Selain itu, di babak kedua, Milan juga melakukan pelanggaran di kotak penalti saat Djamel Mesbah menarik kaus Puyol.
"Semua orang melihat apa yang terjadi. Wasit memang tidak ingin memberikan hadiah penalti kepada kami. Saya melihatnya di layar. Tapi, kami tidak perlu mencari-cari alasan, kami harus terus bermain. Wasit sangat keras," keluh Puyol.
Jika Puyol menyalahkan wasit, pelatih Barcelona, Josep Guardiola juga mengkambinghitamkan rumput San Siro. Guardiola menilai rumput San Siro terlalu licin hingga tim asuhannya tidak bisa bermain secara maksimal.
"Tidak mencetak gol di pertandingan tandang sangat mengganggu kami. Lapangan sangat licin dan sulit untuk bermain di atasnya. Ini sangat mengecewakan karena lapangan sebenarnya tidak cocok untuk pertandingan sepakbola," tegas Guardiola.
Bahkan, pemain terbaik dunia Lionel Messi juga menyalahkan rumput atas kegagalan Barcelona meraih kemenangan. "Pertandingan yang sulit untuk kami menangi. Kami sudah berusaha menampilkan performa terbaik, tapi tetap kesulitan karena faktor lapangan," ujar Messi. (one)
Leg 1 perempat final Liga Champions pekan ini ditandai dengan suksesnya tiga tim tamu. Real Madrid menekuk APOEL Nicosia 3-0 di GSP Stadium, Chelsea menundukkan Benfica 1-0 di Estadio Da Luz dan Bayern Munich menekuk Olympique Marseille 2-0 di Stade Velodrome.
Baik Madrid, Chelsea dan Munich masih merendah mengenai peluang mereka lolos ke semifinal. Namun, tidak bisa dipungkiri, memainkan leg 2 di kandang sendiri dengan keuntungan gol away, jelas membuat ketiga tim itu diunggulkan melangkah ke semifinal.
"Saya senang dengan kemenangan ini. Tapi, ini baru pertandingan pertama dan tugas kami belum tuntas. Kami memang mengantongi keuntungan di leg 1, tapi masih ada laga penentuan yang belum kami jalani," ujar Ricardo Kaka yang menyumbang satu gol Madrid ke gawang APOEL.
Kaka tetap mengucapkan hal tersebut meski pelatih APOEL, Ivan Jovanovic, telah lempar handuk. Jovanovic menegaskan Los Blancos sudah pasti ke semifinal. Laga leg 2 di Santiago Bernabeu, 4 April 2012, tidak akan berpengaruh terhadap peluang APOEL.
Hal senada diungkapkan pelatih Bayern, Jupp Heynckes. Meski siap menghadapi Real Madrid di babak semifinal, Heynckes menegaskan terlalu dini untuk membicarakan babak empat besar.
"Kami tidak ingin berbicara tentang Madrid sekarang. Kami masih harus melalui leg 2. Namun, saya harus mengatakan, kami bermain kompetitif malam ini karena tidak mudah menghadapi Marseille," tegas Heynckes.
Sementara itu, manajer Chelsea, Roberto Di Matteo, senang timnya tidak kebobolan. Namun, arsitek asal Italia itu meminta tim asuhannya tetap mewaspadai Benfica di leg 2.
"Berhasil menjaga gawang clean sheet adalah hasil yang sangat bagus. Pertahanan kami terlihat sangat baik. Anda tahu bagaimana dunia sepakbola, bahwa ini belum berakhir. Masih ada 90 menit lagi untuk dimainkan," papar Di Matteo.
Barca Vs Milan Sulit Ditebak
Dari empat laga perempat final Liga Champions, hanya Barcelona melawan AC Milan masih sengit. Di leg 1 di San Siro, Rabu 28 Maret 2012 (Kamis dini hari WIB), kedua tim bermain imbang tanpa gol. Hasil tersebut membuat peluang kedua tim masih terbuka lebar.
Meski Barcelona akan menjamu Milan di Camp Nou di leg 2 pada 3 April mendatang, namun hal tersebut bukan jaminan buat Lionel Messi dan kawan-kawan mengalahkan Milan. Terlebih, pada pertemuan sebelumnya di Camp Nou, I Rossoneri sukses menahan imbang 2-2 Barcelona. Jika Hasil tersebut kembali berulang ataupun imbang 1-1, maka Milan yang akan lolos dengan keunggulan gol away.
Selama ini, laga Milan melawan Barcelona memang selalu sengit. Tidak ada yang dominan jika kedua tim bertemu. Dari 12 pertemuan kedua tim sejak 1959, Barcelona meraih lima kemenangan dan Milan tiga kali.
Namun, hasil imbang justru membuat skuad Milan optimistis melangkah ke semifinal. Gelandang veteran Milan, Clarence Seedorf, menilai hasil imbang menguntungkan timnya. Pasalnya, I Diavolo Rosso punya dua cara untuk melangkah ke babak final.
"Mereka (Barcelona) harus bermain untuk menang di leg 2, sedangkan kami memiliki dua cara untuk lolos (menang dan imbang). Saya yakin kami bisa lolos, tanpa melupakan rasa hormat terhadap Barcelona," papar Seedorf.
Rumput dan Wasit
Barcelona hanya bisa menyalahkan kepemimpinan wasit Jonas Eriksson dan kondisi rumput San Siro. Kapten Barcelona, Carles Puyol menilai Eriksson melakukan dua kesalahan dengan tidak memberi Azulgrana hadiah tendangan penalti.
Yang pertama saat striker Alexis Sanchez diganjal kiper Milan, Cristian Abbiati di area terlarang pada pertengahan babak pertama. Selain itu, di babak kedua, Milan juga melakukan pelanggaran di kotak penalti saat Djamel Mesbah menarik kaus Puyol.
"Semua orang melihat apa yang terjadi. Wasit memang tidak ingin memberikan hadiah penalti kepada kami. Saya melihatnya di layar. Tapi, kami tidak perlu mencari-cari alasan, kami harus terus bermain. Wasit sangat keras," keluh Puyol.
Jika Puyol menyalahkan wasit, pelatih Barcelona, Josep Guardiola juga mengkambinghitamkan rumput San Siro. Guardiola menilai rumput San Siro terlalu licin hingga tim asuhannya tidak bisa bermain secara maksimal.
"Tidak mencetak gol di pertandingan tandang sangat mengganggu kami. Lapangan sangat licin dan sulit untuk bermain di atasnya. Ini sangat mengecewakan karena lapangan sebenarnya tidak cocok untuk pertandingan sepakbola," tegas Guardiola.
Bahkan, pemain terbaik dunia Lionel Messi juga menyalahkan rumput atas kegagalan Barcelona meraih kemenangan. "Pertandingan yang sulit untuk kami menangi. Kami sudah berusaha menampilkan performa terbaik, tapi tetap kesulitan karena faktor lapangan," ujar Messi. (one)
• VIVAbola